Jakarta, Jika melihat bentuk pinggangnya yang sangat kecil di cover majalah, Anda pasti mengira itu gambar hasil editan (photoshop). Tapi pinggang milik Ethel Granger adalah asli. Si pemilik pinggang terkecil di dunia ini terus menggunakan korset hingga pinggangnya berukuran 33 cm.
Ethel Granger yang hidup pada era 1905-1982 adalah pemilik pinggang terkecil di dunia yang pernah terekam dalam sejarah. Ukuran pinggangnya pernah tercatat di Guinness Book of World Records dengan ukuran 13 inci atau 33 cm.
Namun ukuran pinggang sekecil itu tidak didapat Ethel secara alami. Ukuran pinggang alaminya adalah 24 inci (61 cm), tapi karena suaminya William Granger terobsesi dengan wanita berpinggang tawon, Ethel harus menggunakan korset setiap hari yang akhirnya membuat pinggangnya semakin kecil.
Sebelum menikah, Ethel adalah gadis yang polos dan sederhana, gadis 23 tahun yang mengenakan gaun ala tahun 1920-an yang tak berbentuk dan dibenci William. William mengatakan kepada Ethel tentang ketertarikannya pada korset dan menyatakan keinginannya untuk merasakan korset di sekitar pinggang istrinya.
Suaminya, astronom William Arnold Granger yang hidup di era 1903-1974, percaya mode adalah yang bisa mempengaruhi struktur pikiran orang yang paling intim. Ia sangat mengidamkan sosok perempuan yang memiliki pinggang kecil seperti tawon.
Proses modifikasi Ethel pun dimulai. Sepasang korset dipasang pada pinggang 24 inci Ethel. Awalnya Ethel puas dengan mengenakan korset hanya di siang hari, tetapi William meyakinkannya untuk tetap menggunakan korset pada saat tidur.
Setelah bertahun-tahun menggunakan korset, Ethel akhirnya dapat tercacat di Guinness Book of World Records dengan ukuran pinggang 13 inci, serta tampak berbagai tindikan di wajahnya, seperti dilansir huffingtonpost, Senin (5/9/2011).
Wanita dengan pinggang terkecil dalam sejarah umat manusia ini kini banyak menginspirasi produk fashion dan seksual fetish.
Korset adalah salah satu alat yang bisa menyiksa diri dan terkenal dapat menyebabkan sakit di tubuh. Tapi barang ini tetap saja disukai oleh banyak perempuan, bahkan kini beberapa laki-laki juga ada yang menggunakan korset.
Penggunaan korset memang memiliki manfaat estetika bagi yang memakainya, seperti pinggang yang lebih kecil, postur tubuh yang lebih baik, pinggul dan payudara akan terlihat lebih berisi serta mengurangi ukuran pinggang.
Seiring berjalannya waktu, pemakaian korset membuat otot-otot punggung bagian bawah dipaksa untuk turut memberikan dukungan tambahan dan diperparah dengan ketatnya korset yang digunakan. Hal ini tentu saja membuat tulang belakang berhenti tumbuh karena tidak mendapatkan dukungan yang cukup.
Beberapa cerita mengerikan tentang korset mungkin pernah didengar masyarakat, seperti seorang gadis meninggal karena sesak napas atau ada yang hatinya tertusuk oleh tulang rusuk sendiri. Namun masih sulit dipastikan apakah hal tersebut memang benar-benar akibat penggunaan korset atau tidak.
Jika menggunakan korset dalam jangka waktu lama maka bisa menimbulkan risiko. Diduga salah satu risiko yang parah akibat penggunaan korset yang tidak tepat adalah chlorosis (greensickness) dengan ciri kulit putih kehijauan yang diakibatkan adanya gangguan pada empedu. Selain itu korset juga menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit pada bagian perut.
Beberapa risiko serius lainnya juga mungkin terjadi, terutama jika penggunaannya dalam jangka waktu lama dan berkepanjangan. Biasanya risiko yang muncul ditandai dengan:
- Terjadinya penurunan otot perut.
- Pergeseran dan terganggunya dinding perut.
- Usus bisa tertekan.
- Terjadinya kompresi terhadap rongga dada yang dapat mempengaruhi lambung dan hati.
- Penurunan kapasitas paru-paru.
- Kelainan bentuk fisik, misalnya tekanan yang terjadi pada perut bisa menyebabkan benjolan di perut.
Hal yang paling penting untuk diingat sebelum menggunakan korset adalah pilihlah yang sesuai dengan ukuran tubuh, usahakan untuk mengistirahatkan tubuh atau melakukan peregangan setiap penggunaan korset beberapa jam.
Berlatihlah mengatur napas pendek agar asupan oksigen tidak berkurang, karena asupan oksigen yang kurang nantinya dapat mempengaruhi fungsi dari jaringan atau organ.
Sumber : detik.com
0 komentar:
Posting Komentar